MediaJawa – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Selatan melalui Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali menggelar kegiatan Jum’at Taqwa yang rutin diisi dengan pembacaan Maulid Habsyi, syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW, serta tausyiah agama oleh Ustadz Mahyudin dari Kementerian Agama Kota Banjarmasin. Kegiatan yang penuh kehangatan dan khidmat ini diikuti oleh warga binaan dengan antusiasme tinggi.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Mahyudin mengajak warga binaan untuk senantiasa bersyukur atas kesempatan mendapatkan pembinaan rohani selama menjalani masa pembinaan. Ia menekankan pentingnya menjaga hati agar tetap hidup dan terbuka terhadap kebaikan.
“Bersyukur atas pembinaan rohani ini adalah kunci agar hati tetap hidup dan selalu terjaga dari segala bentuk kejahatan,” ujarnya.
Lebih jauh, Ustadz Mahyudin menjelaskan tanda-tanda hati yang mulai mati, sebagai peringatan bagi seluruh hadirin agar senantiasa introspeksi diri. Menurutnya, hati yang mati ditandai dengan beberapa ciri, antara lain:
1. Kehilangan rasa takut kepada Allah — Ketika seseorang sudah tidak merasa gentar atau takut akan azab Allah, maka hatinya mulai membeku dari cahaya iman.
2. Tidak peduli terhadap amal kebaikan — Hati yang mati akan membuat seseorang tidak memiliki keinginan untuk berbuat baik atau menjauhi dosa.
3 Keras dan tertutup terhadap nasihat — Orang dengan hati yang mati sulit menerima nasihat dan teguran, bahkan cenderung menolak kebaikan.
4. Bersikap sombong dan takabur — Hati yang mati cenderung dipenuhi kesombongan yang menutupi rasa rendah hati dan kasih sayang.
Ustadz Mahyudin mengingatkan agar semua warga binaan terus berusaha menghidupkan hati dengan memperbanyak dzikir, doa, dan amal shalih. “Hati yang hidup adalah sumber keberkahan dan kebahagiaan dunia akhirat,” tuturnya.
Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat) Lapas Kelas IIA Banjarmasin, M. Junaidi, menyampaikan bahwa kegiatan Jum’at Taqwa ini menjadi bagian penting dari pembinaan spiritual warga binaan. “Melalui pembacaan Maulid Habsyi dan tausyiah, kami berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan rasa syukur di hati warga binaan, sehingga mereka semakin termotivasi untuk memperbaiki diri dan menjalani proses pembinaan dengan penuh kesungguhan,” jelasnya.
Diwawancara secara terpisah, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, menyampaikan apresiasi atas kegiatan Jum’at Taqwa ini. “Kegiatan seperti ini sangat penting sebagai sarana pembinaan rohani yang menyejukkan hati dan membentuk karakter religius warga binaan. Kami terus mendukung agar pembinaan spiritual dapat berjalan optimal sebagai bagian dari rehabilitasi menuju perubahan positif,” ujarnya.
Kegiatan Jum’at Taqwa ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian yang konsisten digalakkan oleh Lapas Kelas IIA Banjarmasin untuk membentuk karakter religius dan spiritual warga binaan, sehingga mereka dapat menjadi insan yang lebih baik saat kembali ke masyarakat.
- Lapas Banjarmasin