MediaJawa – Sabtu, 10 Mei 2025 di tengah kesibukan aktivitas pembinaan di Lapas Kelas IIA Banjarmasin, ada satu sudut yang tenang namun penuh makna. Perpustakaan Teras Masjid Baabud Taqwa. Bukan sekadar tempat menyimpan buku, perpustakaan ini menjadi ruang bertumbuh bagi para warga binaan yang haus akan ilmu dan pencerahan spiritual. Yang menarik, pengelolanya adalah salah satu warga binaan sendiri seseorang yang kini menemukan arah baru dalam hidupnya lewat buku dan pengabdian.
Namanya disamarkan sebagai “A”, seorang warga binaan yang dipercaya oleh petugas untuk menjadi pengelola harian perpustakaan. Kami menemuinya saat ia tengah merapikan rak buku dan mencatat daftar peminjaman.
“Awalnya saya tidak pernah menyangka akan dipercaya mengelola perpustakaan,” ujarnya sambil tersenyum. “Tapi sejak aktif ikut pengajian dan kegiatan keagamaan di masjid, saya mulai sering meminjam buku. Dari situ, petugas melihat saya tekun, lalu ditunjuk untuk membantu.”
Perpustakaan ini berisi berbagai koleksi, dari kitab keagamaan, buku motivasi, hingga novel dan ensiklopedia. Buku-buku tersebut disumbangkan dari berbagai pihak, termasuk lembaga sosial dan donatur pribadi. Sebagian lainnya dikelola oleh seksi bimbingan kemasyarakatan Lapas.
Perlu diketahui, Perpustakaan Teras Masjid ini hanya dibuka setiap hari Sabtu pagi, pukul 09.00 hingga 11.30 WITA. Meski waktunya terbatas, antusiasme warga binaan cukup tinggi untuk memanfaatkan waktu tersebut dengan membaca.
Minat baca warga binaan di Lapas Banjarmasin tergolong tinggi. Banyak di antara mereka yang rutin meminjam buku untuk dibaca di kamar hunian, terutama buku-buku agama, motivasi, dan keterampilan hidup. “Peminjamnya banyak yang rutin, apalagi menjelang Ramadan kemarin, buku-buku tafsir dan fiqih cepat sekali habis,” ungkap “A”.
Menurutnya, kebiasaan membaca memberikan dampak yang besar bagi warga binaan. “Membaca itu menambah wawasan, membuka pikiran. Banyak teman-teman yang tadinya cuek, sekarang mulai rajin baca dan berdiskusi soal isi buku,” jelasnya.
Seiring meningkatnya minat baca, muncul pula usulan dari sejumlah warga binaan pengunjung perpustakaan agar jadwal layanan ditambah, Kalau bisa, bukan hanya hari Sabtu. Mungkin bisa ditambah satu atau dua hari lagi dalam seminggu, supaya lebih banyak waktu untuk mengakses buku,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat) Lapas Kelas IIA Banjarmasin, M. Junaidi, menyampaikan bahwa masukan dari warga binaan akan menjadi bahan evaluasi.
“Kami mengapresiasi semangat belajar mereka. Usulan itu tentu kami tampung, dan akan kami pertimbangkan dengan menyesuaikan jadwal pembinaan yang ada. Semoga ke depan layanan bisa lebih optimal,” ujar Junaidi.
Ia menambahkan bahwa penunjukan warga binaan sebagai pengelola perpustakaan adalah bagian dari pembinaan kepribadian.
“Kami ingin membentuk rasa tanggung jawab dan menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan mengelola perpustakaan, mereka tidak hanya belajar mengatur, tapi juga menjadi teladan dalam hal kedisiplinan dan semangat belajar,” pungkasnya.
Kini, Perpustakaan Teras Masjid Baabud Taqwa bukan hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga ruang refleksi, ruang perenungan, dan simbol harapan. Di tengah jeruji, cahaya ilmu tetap menyala—disulut oleh tangan-tangan yang ingin berubah.
- Lapas Banjarmasin