MediaJawa - Lapas Kelas IIA Banjarmasin terus menunjukkan komitmennya dalam membina warga binaan secara menyeluruh, termasuk dalam aspek keagamaan. Tak hanya di masjid, pembinaan spiritual juga rutin dilakukan di kamar hunian. Salah satu contohnya terlihat dari aktivitas warga binaan di Blok E Kamar 2, yang dikenal sebagai Komunitas Santri Asteda, saat melaksanakan shalat subuh berjamaah, Jumat (30/5).
Dalam suasana khusyuk dan sederhana, para warga binaan tampak berbaris rapi di atas sajadah masing-masing. Meski ruang kamar berfungsi ganda sebagai tempat istirahat dan aktivitas harian, semangat untuk tetap melaksanakan ibadah tak pernah surut. Ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan tempat tidak menghalangi tekad untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Komunitas Santri Asteda merupakan kelompok binaan keagamaan yang dibentuk sebagai wadah bagi warga binaan yang ingin mendalami ilmu agama Islam. Selain shalat berjamaah, mereka juga aktif mengikuti kajian, tahsin, dan pembelajaran kitab-kitab dasar, yang dibimbing oleh sesama warga binaan dan petugas pembina.
Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan, M. Junaidi, mengapresiasi konsistensi warga binaan yang tergabung dalam komunitas ini.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membentuk karakter warga binaan. Nilai-nilai spiritual akan memperkuat mental dan membentuk akhlak yang lebih baik. Kami mendukung penuh agar kegiatan ini terus berjalan,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Pemasyarakatan Blok E, Muhammad Isnandar, menambahkan bahwa pembinaan keagamaan di blok yang dibinanya berjalan atas dasar kesadaran dan semangat warga binaan itu sendiri.
“Kami hanya memfasilitasi. Semangat dan kedisiplinan para Santri Asteda ini datang dari dalam diri mereka. Bahkan tanpa disuruh, mereka sudah terbiasa bangun sebelum azan dan langsung menyiapkan shalat berjamaah,” jelasnya.
Senada dengan itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, menyampaikan bahwa pembinaan keagamaan menjadi pilar utama dalam proses reintegrasi sosial.
“Shalat berjamaah yang dilakukan di dalam kamar hunian adalah bentuk nyata dari semangat perubahan. Ini membuktikan bahwa pembinaan bukan sekadar formalitas, tapi telah menjadi budaya yang tumbuh dari dalam,” ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan dan istiqamah dalam beribadah, komunitas Santri Asteda terus menyalakan cahaya harapan. Mereka menunjukkan bahwa perubahan itu nyata dan dimulai dari tempat yang paling sederhana—dari kamar hunian yang menjadi ruang bertumbuh, belajar, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
- Lapas Banjarmasin