MediaJawa — Suasana religius semakin terasa di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Amuntai. Tak hanya menjadi tempat pembinaan hukum, lapas ini juga dikenal dengan pembinaan spiritual yang intens. Salah satu program unggulannya adalah latihan rutin seni habsyi, yang digelar setiap hari Senin, Kamis, dan Ahad.
Habsyi, atau yang lebih dikenal dengan hadrah, adalah seni musik islami yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini menjadi media dakwah dan pembinaan karakter bagi para warga binaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sekalipun mereka berada di balik jeruji, bukan berarti cahaya keimanan mereka padam. Penjara pun bisa agamis, bahkan menjadi ladang ibadah dan introspeksi diri," ujar salah satu pembina kerohanian di Lapas Amuntai.
Latihan habsyi tidak hanya diikuti dengan semangat, tetapi juga dengan penuh penghayatan. Para warga binaan memainkan rebana, melantunkan syair pujian, dan memaknai setiap lirik yang mereka ucapkan. Latihan ini berlangsung di aula lapas dengan bimbingan petugas dan pembina yang memiliki latar belakang pesantren.
Menurut Kalapas Amuntai, Pak Yosef Leonard Sihombing, kegiatan ini bukan sekadar hiburan atau rutinitas, melainkan metode pembinaan yang efektif. “Kami ingin menanamkan nilai-nilai keagamaan agar setelah bebas nanti, mereka pulang dengan pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Banyak warga binaan yang mengaku bahwa kegiatan ini memberi dampak besar bagi kehidupan rohani mereka. Salah satunya adalah Bang Fadli (bukan nama sebenarnya), narapidana kasus narkoba yang kini menjadi salah satu vokalis dalam grup habsyi lapas.
“Di luar saya tak pernah ikut kegiatan keagamaan. Tapi di sini, saya merasa seperti menemukan arah hidup baru. Setiap lantunan pujian membuat saya sadar akan kesalahan masa lalu,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Latihan habsyi juga menjadi ajang silaturahmi antarsesama warga binaan, menumbuhkan rasa saling menghargai, serta mengurangi stres dan ketegangan di dalam lingkungan lapas.
Dengan semangat membina, bukan menghukum semata, Lapas Amuntai terus berupaya menghadirkan program-program bernuansa rohani seperti ini. Karena di balik jeruji, bukan hanya kisah kelam yang bisa lahir, tapi juga harapan, tobat, dan cahaya keimanan yang baru.
- Lapas Amuntai