MediaJawa – Lapas Kelas IIB Amuntai terus mengoptimalkan program ketahanan pangan melalui kegiatan pemeliharaan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) yang dilaksanakan secara rutin di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Kegiatan ini meliputi pemberian pakan, pembersihan kandang, serta pengontrolan kondisi media budidaya.
Pemeliharaan budidaya maggot dilakukan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan pendampingan petugas Lapas. Pemberian pakan dilakukan secara terjadwal menggunakan bahan organik, sehingga selain mendukung pertumbuhan maggot secara optimal, juga berperan dalam pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan.
Selain pemberian pakan, kegiatan pembersihan kandang dan area sekitar budidaya turut menjadi perhatian utama. Pembersihan dilakukan untuk menjaga kebersihan, mencegah timbulnya bau tidak sedap, serta memastikan kondisi kandang tetap higienis dan aman. Pengontrolan kelembapan, suhu, serta perkembangan maggot juga dilakukan secara berkala guna memastikan hasil budidaya tetap maksimal.
Kepala Lapas Kelas IIB Amuntai, Gusti Iskandarsyah menyampaikan bahwa budidaya maggot merupakan salah satu program pembinaan kemandirian yang memberikan manfaat ganda. Selain membekali WBP dengan keterampilan praktis di bidang peternakan dan pengelolaan lingkungan, hasil budidaya maggot juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti ikan dan unggas, di lingkungan SAE.
“Melalui budidaya maggot ini, kami ingin menanamkan nilai kemandirian, kedisiplinan, dan kepedulian terhadap lingkungan kepada WBP. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin menjadi kunci keberhasilan program ini,” ungkapnya.
Dengan terlaksananya pemeliharaan budidaya maggot secara berkelanjutan, Lapas Kelas IIB Amuntai berharap program ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan serta program pembinaan yang produktif dan berdaya guna.




