Kemeja PDH (Pakaian Dinas Harian) adalah salah satu jenis seragam formal yang banyak digunakan oleh instansi pemerintah, perusahaan swasta, organisasi, maupun komunitas. Meskipun tampilannya terlihat sederhana, proses pembuatan kemeja PDH sebenarnya memerlukan perencanaan desain yang cermat agar hasil akhirnya tidak hanya nyaman dipakai, tetapi juga fungsional dan mampu merepresentasikan identitas lembaga atau tim dengan baik.
Sebelum masuk ke tahap produksi, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan dalam proses desain baju PDH. Persiapan ini akan sangat menentukan kualitas dan kesesuaian seragam dengan kebutuhan pengguna.:
1. Pahami Fungsi dan Kebutuhan Kemeja PDH
Desain kemeja PDH harus mengakomodasi kebutuhan profesional sehari-hari. Biasanya digunakan dalam lingkungan kerja formal, kemeja ini harus terlihat rapi, berwibawa, namun tetap nyaman dipakai dalam waktu lama. Oleh karena itu, desain harus mempertimbangkan potongan yang pas, bentuk kerah yang formal, dan elemen fungsional seperti kantong dada atau lipatan.
2. Penempatan Logo dan Identitas Instansi
Salah satu ciri khas kemeja PDH adalah penggunaan bordir atau sablon untuk menampilkan identitas instansi. Umumnya, logo ditempatkan di dada sebelah kiri, sementara nama atau posisi jabatan berada di kanan. Pastikan ukuran logo proporsional dan terlihat jelas tanpa mengganggu estetika keseluruhan desain.
3. Pemilihan Warna yang Sesuai dengan Citra Organisasi
Warna kemeja PDH harus mencerminkan citra organisasi. Beberapa instansi memiliki warna khas yang menjadi identitas visual. Pilih warna yang tidak hanya sesuai dengan identitas, tetapi juga cocok digunakan dalam jangka panjang dan tidak cepat pudar. Warna netral seperti biru dongker, abu-abu, atau khaki sering menjadi pilihan karena terkesan profesional.
4. Desain Detail dan Aksen Pada Mockup Kemeja
Meskipun terkesan formal, kemeja PDH bisa didesain dengan aksen menarik, seperti lis kontras di bahu atau manset, variasi model kantong, atau pemilihan kancing yang serasi. Namun, tetap jaga kesan rapi dan profesional. Hindari detail yang terlalu mencolok agar tidak menghilangkan esensi formal dari PDH. Untuk mempermudah hal tersebut kalian dapat menggunakan mockup kemeja untuk membuat desain sebelum baju diproduksi.
5. Pertimbangkan Kesesuaian dengan Iklim dan Aktivitas
Kemeja PDH biasanya digunakan sepanjang hari, sehingga desain harus memperhitungkan kenyamanan. Pilih model dengan ventilasi cukup, bahan yang menyerap keringat, dan potongan yang tidak menghambat gerak. Di daerah tropis, bahan seperti katun atau oxford sangat disarankan untuk mengurangi rasa panas.
6. Ukuran dan Standarisasi Pola
Karena kemeja PDH dipakai banyak orang dengan bentuk tubuh berbeda, penting untuk membuat standar ukuran yang akurat. Pastikan desain tetap proporsional ketika diaplikasikan dalam ukuran S hingga XXL. Hindari elemen yang terlihat “tenggelam” atau terlalu besar di ukuran tertentu.
7. Buat Sampel dan Lakukan Uji Coba
Sebelum memproduksi massal, buatlah beberapa sampel berdasarkan desain final. Uji coba ini penting untuk melihat apakah potongan, ukuran, dan penempatan elemen visual sudah sesuai. Jika ada ketidaksesuaian, perbaiki sebelum masuk ke tahap produksi besar.
Kesimpulan
Mendesain kemeja PDH bukan sekadar memilih warna atau menempatkan logo . Lebih dari itu, desain perlu mempertimbangkan fungsi penggunaan sehari-hari, kenyamanan bagi pemakai, serta keselarasan dengan identitas visual instansi atau organisasi yang bersangkutan.
Dengan persiapan desain yang matang, seragam yang dihasilkan tidak hanya tampil profesional secara visual, tetapi juga mampu memperkuat citra positif dan rasa bangga bagi siapa pun yang mengenakannya.