MediaJawa – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabaru terus menunjukkan hasil nyata program pembinaan kemandirian melalui produksi kain sasirangan, kain tradisional khas Suku Banjar yang dibuat langsung oleh Warga Binaan. Salah satu kegiatan produksi berlangsung pada Kamis, (20/11), sebagai bagian dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan khususnya pada aspek Pengembangan UMKM.
Di workshop pembinaan, para Warga Binaan membuat kain sasirangan melalui proses panjang dan detail, mulai dari menggambar pola, menjelujur, mengikat, mencelup warna, menjemur, hingga melepas jahitan dan mengeringkan kain. Semua tahap dilakukan secara manual untuk menghasilkan motif khas berkualitas tinggi.
Beragam bahan digunakan, seperti katun, sutra, dan rayon. Pewarna yang dipakai juga bervariasi, dari pewarna sintetis hingga pewarna alami dari bahan tradisional seperti daun suji, pandan, kunyit, kayu secang, dan daun tarum. Salah satu motif yang kini menjadi ciri khas adalah motif ikan todak, melambangkan kelincahan, kekuatan, serta karakter masyarakat Kotabaru yang tangguh, adaptif, dan dekat dengan kehidupan maritim.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Kotabaru, Doni Handriansyah, menyampaikan bahwa pembinaan kemandirian melalui produksi sasirangan memberikan kesempatan bagi Warga Binaan untuk memiliki keterampilan nyata yang dapat digunakan saat kembali ke masyarakat. “Program ini bukan hanya menghasilkan produk budaya bernilai, tetapi juga memberikan keahlian baru bagi Warga Binaan. Kami ingin mereka pulang nanti dengan kemampuan yang bisa menjadi modal usaha dan tumpuan hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Salah satu Warga Binaan, BS, yang terlibat dalam proses pembuatan sasirangan, turut menyampaikan rasa syukurnya. “Saya bangga bisa ikut membuat kain sasirangan. Selain belajar tekniknya, saya merasa dihargai karena hasil karya kami dipakai dan dilihat banyak orang. Ini jadi motivasi buat saya untuk berubah dan punya keahlian setelah bebas nanti,” ungkapnya.
Melalui produksi sasirangan ini, Lapas Kotabaru terus memperkuat komitmennya dalam menjalankan pembinaan kemandirian secara berkelanjutan, sekaligus ikut menjaga warisan budaya lokal agar tetap hidup dan berkembang melalui tangan-tangan terampil para Warga Binaan. Program ini menegaskan posisi kain sasirangan sebagai produk UMKM unggulan Lapas Kotabaru, yang berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi lokal dan pelestarian budaya Banua.




