MediaJawa — Upaya menjaga keberhasilan program pembinaan kemandirian berbasis pertanian kembali dilakukan oleh Lapas Kelas IIA Kotabaru melalui kegiatan pengendalian hama tanaman pada Senin (01/12). Langkah ini dilakukan untuk memastikan hasil panen tetap optimal dan bebas dari gangguan serangga pengganggu.
Pengendalian hama kali ini menggunakan metode perangkap likat kuning (yellow sticky trap), yaitu teknik sederhana namun efektif dalam menekan populasi hama. Metode ini dibuat dengan memanfaatkan botol plastik bekas yang dicat kuning, kemudian dilapisi perekat kuat seperti lem serangga atau lem tikus. Warna kuning dipilih karena sangat menarik perhatian berbagai jenis serangga, khususnya lalat buah, sehingga mereka mudah menempel dan terperangkap.
Inovasi sederhana namun bermanfaat ini merupakan ide dari peserta magang di bidang pertanian yang saat ini mengikuti program pemagangan nasional di Lapas Kotabaru. Gagasan tersebut disambut antusias oleh jajaran Seksi Kegiatan Kerja karena memberikan solusi praktis, ramah lingkungan, serta membantu mengurangi penggunaan pestisida kimia dalam proses perawatan tanaman.
Hawatul Zainap, salah satu peserta magang yang menggagas metode ini, menjelaskan bahwa ide tersebut berangkat dari kondisi lapangan. “Kami ingin memberikan solusi yang murah, mudah dibuat, dan efektif untuk mengurangi serangan hama. Perangkap botol kuning ini terbukti membantu menjaga tanaman tetap sehat,” ujarnya.
Kepala Lapas (Kalapas) Kotabaru, Doni Handriansyah, turut memberikan apresiasi atas kreativitas tersebut. “Setiap ide yang bermanfaat bagi peningkatan kegiatan pembinaan akan kami dukung. Inovasi seperti ini menunjukkan bahwa proses belajar dapat menghadirkan solusi nyata,” ungkapnya.
Dengan penerapan perangkap botol kuning ini, Lapas Kotabaru berharap pengendalian hama dapat berjalan lebih optimal dan ramah lingkungan. Upaya ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi Lapas Kotabaru dalam mendukung Astacita Presiden, khususnya penguatan sektor pangan, serta sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan pada aspek peningkatan ketahanan pangan dan kemandirian Warga Binaan melalui pertanian produktif.




