MediaJawa — Lantunan musik tradisional Banjar menggema di aula Lapas Kelas IIA Banjarmasin. Dua petugas wanita tampak anggun melatih gerakan demi gerakan Tari Baksa Kembang. Dengan selendang kuning emas yang melambai di tangan, gerakan mereka mengalun lembut, penuh makna. Adalah Feny Ika Oktaviani dan Maulidia Mahfuza Attini, dua petugas yang tengah mempersiapkan penampilan istimewa untuk menyambut momen penting di lingkungan lapas, Selasa (13/5).
Mereka bukan penari profesional, namun semangat dan dedikasi yang ditunjukkan dalam latihan layaknya seniman panggung. Persiapan ini dilakukan untuk menyemarakkan acara Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut Kepala Lapas Banjarmasin, sebuah momentum penting dalam dinamika kepemimpinan.
Meski kesibukan harian mereka dipenuhi tugas administrasi dan pembinaan, Feny dan Maulidia tetap menyisihkan waktu untuk berlatih secara rutin. Dengan bimbingan pelatih tari dari luar, keduanya berusaha menyempurnakan setiap gerakan agar pesan budaya yang mereka tampilkan dapat tersampaikan secara utuh.
“Kami merasa bangga bisa berkontribusi dalam acara penting ini. Melalui tarian ini, kami ingin menyampaikan penghargaan dan sambutan yang hangat untuk Kalapas baru, serta apresiasi untuk Kalapas sebelumnya,” ujar Maulidia atau yang sering di panggil Lili seusai latihan.
Tari Baksa Kembang dikenal sebagai tarian penyambutan khas Kalimantan Selatan yang biasa dibawakan untuk menyambut tamu agung. Gerakan yang lembut dan simbol bunga yang dibawa para penari menggambarkan kehangatan, penghormatan, serta nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi masyarakat Banjar.
Husain, selaku Kaur Kepegawaian dan Keuangan yang ditunjuk sebagai Koordinator Seksi Acara, mengapresiasi keterlibatan para petugas dalam menyiapkan suguhan budaya tersebut.
“Penampilan tari ini adalah bentuk penyambutan yang berkelas dan berakar pada budaya lokal. Feny dan Maulidia menunjukkan totalitas dalam latihan, dan ini mencerminkan semangat kolektif seluruh jajaran Lapas dalam menyukseskan acara serah terima jabatan,” ujarnya.
Penampilan mereka nantinya mungkin hanya berdurasi beberapa menit. Namun proses latihan yang dilalui selama berhari-hari mencerminkan semangat, loyalitas, dan kekompakan sebagai bagian dari keluarga besar Lapas Banjarmasin. Di balik setiap ayunan selendang kuning emas, tersimpan pesan tulus: sambutan hangat untuk pemimpin baru, dan penghormatan yang tak lekang oleh waktu bagi pemimpin sebelumnya.
- Lapas Banjarmasin