MediaJawa — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabaru menyerahkan penghargaan kepada Jaringan Doa Sekotabaru (JDSE) atas kontribusi dan kerja samanya dalam memberikan pembinaan rohani bagi Warga Binaan. Penyerahan penghargaan ini dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Raya Natal, Selasa (30/12).
Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Selatan, yang secara simbolis diserahkan oleh Kepala Lapas Kotabaru, Doni Handriansyah, kepada perwakilan Jaringan Doa Sekotabaru. Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antara Lapas Kotabaru dengan elemen masyarakat dalam mendukung pembinaan kepribadian Warga Binaan.
Kalapas Kotabaru, Doni Handriansyah, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada JDSE atas peran aktif dan konsistensinya dalam memberikan pembinaan rohani. “Kami sangat mengapresiasi Jaringan Doa Sekotabaru yang telah hadir dan berkontribusi nyata dalam pembinaan rohani Warga Binaan. Kehadiran JDSE telah membantu mengisi ruang-ruang kosong di hati Warga Binaan, memberikan penguatan iman, harapan, dan semangat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pembinaan rohani merupakan bagian penting dari proses pemasyarakatan yang utuh. “Pembinaan tidak hanya menyentuh aspek fisik dan keterampilan, tetapi juga spiritual. Sinergi seperti ini sangat berarti dan kami harapkan dapat terus berlanjut,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Jaringan Doa Sekotabaru, Ibu Veni Anggraini, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. “Kami berterima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan Lapas Kotabaru kepada JDSE untuk terlibat dalam pembinaan rohani Warga Binaan. Kami percaya bahwa melalui pendampingan rohani, setiap pribadi memiliki harapan dan kesempatan untuk mengalami perubahan yang lebih baik,” tuturnya.
Melalui pemberian penghargaan ini, Lapas Kotabaru menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadirkan pembinaan yang humanis dan berkelanjutan, sehingga Warga Binaan dapat menjalani proses pemasyarakatan secara bermakna dan berorientasi pada pemulihan diri.




